Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) tengah mengevaluasi kemungkinan untuk merevisi target penjualan mobil nasional tahun 2025. Langkah ini mempertimbangkan kondisi pasar otomotif yang belum sepenuhnya pulih, serta berbagai tantangan eksternal yang memengaruhi daya beli konsumen.
Penurunan Daya Beli Jadi Pertimbangan Utama
Sejumlah indikator menunjukkan bahwa daya beli masyarakat belum kembali ke level ideal seperti sebelum pandemi dan tekanan ekonomi global. Naiknya suku bunga, ketidakpastian ekonomi, hingga fluktuasi harga bahan baku otomotif membuat penjualan kendaraan cenderung stagnan di paruh pertama 2025.
Kinerja Pasar Semester Pertama Tak Sesuai Ekspektasi
Hingga pertengahan tahun, penjualan mobil secara nasional belum mencapai 50% dari target awal yang ditetapkan, yaitu 1 juta unit. Hal ini mendorong GAIKINDO untuk melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk kemungkinan penyesuaian target menjadi lebih realistis dengan kondisi pasar saat ini.
Fokus pada Segmen Kendaraan Listrik dan Komersial
Meski pasar otomotif melambat, GAIKINDO mencatat adanya pertumbuhan di segmen kendaraan listrik dan niaga ringan, yang menjadi titik terang di tengah tren lesu. Dukungan pemerintah lewat insentif serta meningkatnya minat masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan menjadi potensi yang terus dikembangkan.
Upaya Industri untuk Menjaga Stabilitas
Pelaku industri otomotif kini mengandalkan strategi promosi agresif, program pembiayaan ringan, dan peluncuran model-model baru untuk menjaga momentum pasar. Selain itu, mereka berharap kebijakan pemerintah tetap berpihak pada pertumbuhan industri, terutama dalam masa transisi menuju elektrifikasi.
GAIKINDO membuka kemungkinan revisi target penjualan mobil nasional 2025 akibat tekanan ekonomi dan belum pulihnya daya beli. Namun, fokus tetap diarahkan pada inovasi dan segmen pasar yang menunjukkan pertumbuhan positif.
Jika kalian ingin tau berita terkini lain nya bisa cek juga di podiumnews