otomotifmotorindoJakarta, BMW M4, sebagai bagian dari lini mobil performa tinggi BMW, selalu berhasil menarik perhatian. Namun sejak generasi G82 dirilis, bukan lagi performa atau teknologi canggih yang menjadi sorotan utama, melainkan desain grill barunya yang sangat besar — bahkan dijuluki oleh warganet sebagai “lubang hidung raksasa.”
Lantas, bagaimana tanggapan masyarakat Indonesia? Apakah desain ini dianggap futuristik, atau justru merusak karakter klasik BMW?
Desain yang Mengundang Perdebatan
Grill vertikal besar yang kini menjadi ciri khas BMW M3 dan M4 generasi terbaru merupakan langkah desain yang berani dari BMW. Pihak pabrikan menyatakan bahwa desain ini terinspirasi dari mobil legendaris seperti BMW 328 dan 3.0 CSi, namun tidak semua orang menerimanya dengan tangan terbuka.
Di Indonesia, reaksi masyarakat sangat beragam. Beberapa komentar yang muncul di media sosial dan forum otomotif seperti Kaskus, DetikOto, hingga komunitas BMW Car Club Indonesia menunjukkan bahwa desain ini memecah opini publik.
Komentar Pro: “Unik dan Futuristik”
Sebagian kalangan, terutama generasi muda dan penggemar desain agresif, menyambut baik perubahan ini. Mereka melihat grill besar tersebut sebagai simbol evolusi, keberanian, dan ciri khas tersendiri yang membuat M4 tampil beda di jalanan.
“Menurut saya malah keren. BMW berani tampil beda. Sekarang grill-nya jadi identitas baru, gampang dikenali dari jauh,” ujar Rizky, anggota komunitas mobil sport di Jakarta.
Tak sedikit pula yang menilai bahwa desain seperti ini akan terasa “jelek pada awalnya”, namun bisa menjadi ikonik seiring waktu, sebagaimana desain kontroversial lainnya dalam sejarah otomotif.
Komentar Kontra: “Terlalu Norak dan Merusak Citra BMW”
Namun, tak bisa dipungkiri, sebagian besar warganet dan penggemar BMW klasik di Indonesia kurang menyukai desain grill ini. Mereka merasa grill besar tersebut menghilangkan kesan elegan dan sporty yang selama ini melekat pada BMW.
“Bukan BMW banget. Kok rasanya malah kayak mobil China yang dipaksa agresif,” kata Toni, pemilik BMW E46 asal Surabaya.
Beberapa bahkan menyamakannya dengan lubang hidung besar, dan menjadikan desain ini sebagai bahan meme di media sosial. Istilah seperti “BMW lubang hidung gajah” atau “snout edition” sering muncul dalam percakapan informal di internet.
Penjualan Tetap Stabil, Tapi…
Menariknya, meskipun menuai kritik, penjualan BMW M4 di Indonesia tetap menunjukkan angka yang stabil, bahkan cenderung meningkat di kalangan kolektor dan pengusaha muda. Ini membuktikan bahwa desain kontroversial tidak selalu berdampak negatif pada penjualan, apalagi jika didukung oleh performa mesin dan teknologi mumpuni.
Dengan mesin inline-6 3.0L twin-turbo yang menghasilkan hingga 510 HP, transmisi otomatis 8-speed, dan penggerak xDrive pada varian Competition, M4 tetap menjadi salah satu coupe performa paling menarik di kelasnya.
Desain: Soal Selera atau Adaptasi?
Desain otomotif selalu berkembang, dan sejarah membuktikan bahwa banyak desain mobil yang awalnya dibenci justru menjadi legenda di kemudian hari. Contohnya seperti BMW Bangle Butt era 2000-an, yang dulu dicibir, kini justru menjadi ciri khas era tersebut.
Pertanyaan sebenarnya bukan apakah grill ini jelek atau tidak, melainkan apakah publik siap beradaptasi dengan arah desain baru BMW? Sebab pada akhirnya, desain tidak hanya soal estetika, tapi juga soal identitas brand dan respon pasar global.
Kesimpulan
Tanggapan masyarakat Indonesia terhadap grill baru BMW M4 bisa dirangkum sebagai “cinta dan benci dalam satu paket.” Ada yang melihatnya sebagai langkah revolusioner, ada juga yang menganggapnya sebagai kesalahan besar.
Menurut carimobilindonesia Namun satu hal yang pasti: BMW berhasil membuat orang bicara. Dan dalam dunia otomotif, menciptakan percakapan adalah salah satu bentuk keberhasilan desain entah disukai atau tidak.