otomotifmotorindo.org Raksasa otomotif dunia Stellantis kembali menjadi sorotan publik setelah mengumumkan penarikan atau recall besar-besaran terhadap sekitar 375.000 kendaraan SUV plug-in hybrid di seluruh dunia. Keputusan ini diambil setelah perusahaan menerima sejumlah laporan kebakaran yang diduga kuat disebabkan oleh masalah pada sistem baterai kendaraan.
Langkah ini menjadi perhatian global karena melibatkan dua model unggulan Jeep, yakni Wrangler 4xe dan Grand Cherokee 4xe, yang selama ini menjadi andalan dalam segmen kendaraan hybrid premium. Meski dikenal tangguh di medan ekstrem dan efisien dalam konsumsi bahan bakar, kini keduanya tengah diuji akibat masalah teknis yang bisa berpotensi membahayakan keselamatan pengguna.
Dugaan Penyebab: Cacat Produksi pada Baterai
Dalam penyelidikannya, Stellantis menemukan bahwa kebakaran terjadi karena cacat internal pada sistem baterai bertegangan tinggi yang digunakan dalam varian Jeep plug-in hybrid. Baterai tersebut diketahui dipasok oleh perusahaan asal Korea Selatan, Samsung SDI, yang juga sebelumnya terlibat dalam produksi komponen serupa untuk beberapa produsen otomotif lain.
Investigasi internal menunjukkan bahwa sejumlah unit baterai mengalami kegagalan pada sistem sel yang menyebabkan pemanasan berlebih hingga kebakaran spontan. Peristiwa ini bahkan menimbulkan satu laporan cedera ringan dan total 19 kasus kebakaran di berbagai negara.
Kasus ini bukan yang pertama bagi Stellantis. Tahun sebelumnya, perusahaan juga pernah melakukan penarikan sekitar 150 ribu unit kendaraan hybrid karena masalah yang sama, meski dalam skala yang lebih kecil. Insiden terbaru ini menandakan bahwa perbaikan teknis sebelumnya belum sepenuhnya mengatasi akar masalah pada komponen baterai yang digunakan.
Model yang Terdampak
Kendaraan yang masuk dalam daftar penarikan kali ini mencakup:
- Jeep Wrangler 4xe produksi tahun 2020 hingga 2025
- Jeep Grand Cherokee 4xe produksi tahun 2022 hingga 2026
Dari total 375 ribu unit yang ditarik, sekitar 320 ribu unit berada di Amerika Serikat, sementara sisanya tersebar di pasar internasional seperti Kanada, Eropa, dan Asia. Stellantis menyatakan bahwa proses komunikasi dengan seluruh pemilik kendaraan sedang dilakukan agar tindakan pencegahan dapat segera diambil.
Imbauan untuk Pemilik: Jangan Parkir di Dalam Ruangan
Sambil menunggu proses perbaikan, Stellantis secara tegas meminta para pemilik untuk tidak memarkir kendaraan di area tertutup seperti garasi dan menghindari pengisian daya baterai sementara waktu.
Langkah ini diambil untuk mengurangi risiko kebakaran yang bisa membahayakan lingkungan sekitar. Meskipun insiden terjadi hanya pada sebagian kecil kendaraan, perusahaan menekankan pentingnya tindakan pencegahan hingga solusi permanen benar-benar siap diterapkan.
Menurut pernyataan resmi perusahaan, perangkat lunak dan komponen pengganti akan segera tersedia di dealer resmi. Pemilik kendaraan dapat membawa unit mereka untuk dilakukan pemeriksaan menyeluruh dan penggantian baterai bila diperlukan, tanpa biaya tambahan.
Tanggapan Stellantis dan Upaya Penanganan
Stellantis, yang menaungi merek besar seperti Jeep, Chrysler, Dodge, Peugeot, dan Fiat, menegaskan komitmennya terhadap keselamatan pelanggan. Dalam pernyataannya, perusahaan menyebut bahwa keselamatan pengguna merupakan prioritas utama, dan pihaknya bekerja sama dengan regulator otomotif di berbagai negara untuk mempercepat proses investigasi.
Selain itu, Stellantis juga tengah berkoordinasi langsung dengan Samsung SDI untuk memastikan bahwa setiap unit baterai baru yang akan digunakan sudah melewati uji keamanan dan sertifikasi tambahan. Langkah ini diharapkan mampu menghindari terulangnya kasus serupa di masa depan.
Perusahaan juga akan mengirimkan pemberitahuan resmi kepada seluruh pemilik kendaraan yang terdampak melalui surat dan email. Dalam surat tersebut dijelaskan langkah-langkah yang harus diambil oleh konsumen, termasuk cara memeriksa apakah kendaraan mereka termasuk dalam daftar recall.
Dampak Terhadap Citra dan Kepercayaan Publik
Kasus recall besar-besaran seperti ini tentu berdampak terhadap reputasi merek dan kepercayaan konsumen. Stellantis selama ini dikenal sebagai produsen yang berfokus pada inovasi teknologi ramah lingkungan dan elektrifikasi kendaraan. Namun, masalah keselamatan pada komponen vital seperti baterai dapat menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna.
Beberapa analis otomotif menyebut bahwa kasus ini bisa menjadi pukulan berat bagi penjualan Jeep hybrid di pasar global, terutama karena segmen kendaraan listrik tengah bersaing ketat dengan merek lain seperti Tesla, Toyota, dan Ford. Meski begitu, langkah cepat Stellantis dalam mengumumkan recall dianggap sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan yang patut diapresiasi.
Tantangan di Era Kendaraan Elektrifikasi
Kasus ini kembali menyoroti tantangan besar dalam industri otomotif modern — yakni keamanan baterai kendaraan listrik dan hybrid. Meski teknologi baterai terus berkembang, risiko kebakaran akibat overheat atau cacat produksi masih menjadi perhatian serius di seluruh dunia.
Produsen kini dihadapkan pada tuntutan ganda: meningkatkan efisiensi energi sekaligus memastikan keamanan pengguna. Dengan semakin banyaknya kendaraan listrik di jalan, isu seperti ini diprediksi akan mendorong regulasi baru terkait standar keamanan baterai global.
Kesimpulan
Penarikan 375 ribu unit kendaraan oleh Stellantis menjadi peringatan penting bagi seluruh industri otomotif. Meskipun langkah ini mungkin menimbulkan kerugian finansial jangka pendek, keselamatan pengguna tetap menjadi prioritas utama.
Keberanian perusahaan dalam mengakui dan menangani masalah ini menunjukkan komitmen terhadap transparansi dan tanggung jawab. Di sisi lain, kasus ini juga menjadi pelajaran penting bahwa kemajuan teknologi harus selalu diimbangi dengan kontrol kualitas yang ketat.
Dengan solusi perbaikan yang kini tengah disiapkan, diharapkan seluruh kendaraan hybrid Jeep bisa kembali digunakan dengan aman. Namun yang pasti, peristiwa ini akan menjadi catatan penting dalam perjalanan industri otomotif global menuju era elektrifikasi yang lebih aman dan berkelanjutan.

Cek Juga Artikel Dari Platform kabarsantai.web.id
